Pertemuan 1
17 Oktober 2017
Pada hari Selasa, seusai melaksanakan perkuliahan kami langsung menuju ke Gereja Maria Bunda Karmel. Sesampainya di tempat, kami menuju ke sekertariat gereja untuk melakukan konfirmasi mengenai wawancara terhadap romo. Namun sempat ada terjadi kesalahpahaman dengan pihak sekertariat mengenai jadwal wawancara kami dengan Romo Willibaldus.
Setelah melakukan konfirmasi, pihak sekertariat gereja meminta kami untuk menuju ke lantai 2. Lalu, kami menunggu di depan ruangan Romo bersama dengan kelompok lain. Tidak lama, sang Romo pun datang dan mempersilahkan kami untuk memasuki ruangannya. Tetapi ketika kami akan melakukan wawancara, datang dua kelompok lainnya yang juga akan mewawancarai sang Romo. Karena kondisi ruangan tidak memadai, akhirnya sang Romo memutuskan untuk pindah ke aula di lantai 1.
Di dalam aula, terdapat lebih dari tujuh kelompok yang hadir sehingga kami sempat bingung untuk memulainya dari mana. Dan lagi, karena telah terjadi adanya kesalahan info antara pihak sekertariat dengan hampir seluruh kelompok yang hadir, Romo tidak menduga hal ini sehingga dia tidak mempersiapkan materi sesuai dengan yang telah kami ajukan.
Selama wawancara berlangsung, terdapat beberapa hal yang mempersulit proses wawancara ini seperti adanya suara motor bising, suara adzan yang jaraknya lumayan dekat dengan gereja, dan suara lonceng gereja yang menggelegar. Namun dari banyak hal, yang paling mengganggu kami adalah suara bunyi lonceng gereja karena jaraknya sangat dekat sekali sehingga apa yang Romo katakan tidak terdengar oleh kami, begitupula dengan hasil rekaman suara yang kami tangkap sehingga menyulitkan kami dalam melakukan proses pemilahan video.
Sekitar jam 7 malam, wawancara telah selesai yang kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama dengan sang Romo. Kami pun juga ikut berfoto sebagai bahan dokumentasi dan bukti bahwa kami telah melaksanakan wawancara dengan sang Romo dari Gereja Maria Bunda Karmel .
Pada hari Selasa, seusai melaksanakan perkuliahan kami langsung menuju ke Gereja Maria Bunda Karmel. Sesampainya di tempat, kami menuju ke sekertariat gereja untuk melakukan konfirmasi mengenai wawancara terhadap romo. Namun sempat ada terjadi kesalahpahaman dengan pihak sekertariat mengenai jadwal wawancara kami dengan Romo Willibaldus.
Setelah melakukan konfirmasi, pihak sekertariat gereja meminta kami untuk menuju ke lantai 2. Lalu, kami menunggu di depan ruangan Romo bersama dengan kelompok lain. Tidak lama, sang Romo pun datang dan mempersilahkan kami untuk memasuki ruangannya. Tetapi ketika kami akan melakukan wawancara, datang dua kelompok lainnya yang juga akan mewawancarai sang Romo. Karena kondisi ruangan tidak memadai, akhirnya sang Romo memutuskan untuk pindah ke aula di lantai 1.
Di dalam aula, terdapat lebih dari tujuh kelompok yang hadir sehingga kami sempat bingung untuk memulainya dari mana. Dan lagi, karena telah terjadi adanya kesalahan info antara pihak sekertariat dengan hampir seluruh kelompok yang hadir, Romo tidak menduga hal ini sehingga dia tidak mempersiapkan materi sesuai dengan yang telah kami ajukan.
Selama wawancara berlangsung, terdapat beberapa hal yang mempersulit proses wawancara ini seperti adanya suara motor bising, suara adzan yang jaraknya lumayan dekat dengan gereja, dan suara lonceng gereja yang menggelegar. Namun dari banyak hal, yang paling mengganggu kami adalah suara bunyi lonceng gereja karena jaraknya sangat dekat sekali sehingga apa yang Romo katakan tidak terdengar oleh kami, begitupula dengan hasil rekaman suara yang kami tangkap sehingga menyulitkan kami dalam melakukan proses pemilahan video.
Sekitar jam 7 malam, wawancara telah selesai yang kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama dengan sang Romo. Kami pun juga ikut berfoto sebagai bahan dokumentasi dan bukti bahwa kami telah melaksanakan wawancara dengan sang Romo dari Gereja Maria Bunda Karmel .
Comments
Post a Comment